AP2HI tingkatkan kompetensi nelayan melalui pengembangan kurikulum

Juli 27, 2015

Dalam rangka menghasilkan nelayan yang kompeten, Asosiasi Perikanan Pole&Line dan Handline Indonesia (AP2HI), bekerjasama dengan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP), berinisiatif melakukan penyusunan kurikulum dan modul pelatihan berbasis kompetensi bidang penangkapan ikan dengan huhate (Pole And Line) dan pancing ulur (Handline) yang mengarah kepada sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) – sebuah standar penilaian dalam pengelolaan perikanan yang baik dan berkelanjutan.

Pengembangan kurikulum dan bahan pelatihan untuk penangkapan dan penanganan umpan dan ikan di atas kapal Pole and Line ini diharapkan dapat memunculkan suatu produk kurikulum dan modul berbasis kompetensi yang bisa layak digunakan saat Training of Trainer (TOT) dan pelatihan bagi Nelayan yang memudahkan pengajar memberikan materi sehingga bisa menghasilkan nelayan yang memiliki kemampuan, sikap dan keterampilan yang kompeten.

Kurikulum dan modul pelatihan berbasis teknis teknis penangkapan ikan dengan huhate (pole and line) ini sudah dibuat oleh BPSDMKP dalam hal ini yaitu Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, akan tetapi menurut tenaga ahli kami, David Itano dan Anthony Lewis dari International Pole and Line Foundation (IPNLF), masih dirasa perlu ditambahkan materi penunjang yang lebih spesifik seperti mengacu kepada apa yang dilakukan Maldives.

“Kita tadinya ingin mengkolaborasikan kedua perbedaan antara kurikulum Maldives dan Puslat, namun terkendala dengan aturan, dimana kurikulum yang sudah ada minimal 3 tahun baru bisa dilakukan peninjauan ulang, direvisi dan dilengkapi dengan justifikasi dari tenaga ahli.” Menurut Helmy, koordinator Penyusunan Kurikulum dan Modul AP2HI.

Helmy menambahkan, “Akhirnya, kita sepakat menggunakan kurikulum yang ada, namun AP2HI menawarkan kepada puslat untuk menambahkan materi penunjang yang menurut tenaga ahli kita sangat penting juga dibutuhkan dalam mendukung dan meningkatkan kesadaran nelayan menuju pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan mendapatkan sertifikasi MSC terutama pada materi penanganan dan efisiensi penggunaan umpan.

Dalam penyusunan kurikulum dan modul Penangkapan ikan dengan pancing ulur (Handline), AP2HI bekerjasama dengan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), dimana MDPI akan menyampaikan berbagai referensi terkait dengan penangkapan ikan dengan pancing ulur (Handline), selain itu juga materi pancing ulur berasal dari Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang – Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Diharapkan nantinya dengan kurikulum yang sudah ada di Puslat ditambah kurikulum penunjang yang disusun oleh AP2HI, dapat menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan pengelolaan sumber daya alam yang bijak, baik dan berkelanjutan dan mengarah kepada sertifikasi MSC.

AP2HI sendiri akan melakukan pengujian kurikulum dan modul pada TOT yang akan diselenggarakan bekerjasama dengan Puslat. Hal ini guna memastikan bahwa kurikulum penunjang yang dibuat efektif, efesien dan dapat menghasilkan nelayan yg lebih memiliki daya saing, memiliki kesadaran lingkungan yang baik dan mampu membawa dunia perikanan khususnya Indonesia menjadi yang terbaik dan bisa membuat masyarakat perikanan dalam hal ini nelayan lebih sejahtera.

Share it!