Menuju Industri Perikanan Tuna Indonesia yang Berkelanjutan dan Diakui Dunia
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tercatat menjadi negara penghasil tuna terbesar kedua di dunia dan memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa. Hal ini berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian dunia (FAO) pada tahun 2014. Sehingga, sudah seharusnya sektor industri perikanan tuna Indonesia perlu didukung agar terkelola dengan baik, berkelanjutan dan memberikan dampak yang baik bagi lingkungan, bisnis dan diakui secara internasional.
Proses sertifikasi Eco-label
Berdasarkan hal tersebut, Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) – Sebuah asosiasi yang ingin menjadi pemimpin dalam mendapatkan sertifikasi MSC (Marine Stewardship Council) untuk alat tangkap Pole and Line dan Handline, telah berupaya melakukan langkah-langkah nyata dan berkomitmen kuat dalam mewujudkan sertifikasi MSC untuk perikanan tuna. Terutama pangsa pasar Amerika dan Uni Eropa yang menghendaki adanya produk tersertifikasi dari perikanan tuna.
“Cita-cita kita satu, bahwa Indonesia sebagai salah satu penghasil tuna terbesar didunia, mendapatkan sertifikasi MSC, yang merupakan bentuk pengakuan dunia bahwa perikanan Indonesia telah dikelola dengan baik dan benar.” menurut Agus Budhiman, Sekretaris Jenderal AP2HI.
Agus menambakan, “Hal ini merupakan tantangan bagi kita dalam pengelolaan sektor perikanan tuna Indonesia. Terget kita adalah harga. Dengan adanya harga yang baik diakui dunia, nilai jual berarti lebih mahal karena ditangkap dengan alat yang ramah lingkungan. Jadi orang membeli mahal karena peduli lingkungan.”
Melalui dukungan dari The International Pole & Line Foundation (IPNLF), sebuah organisasi yang mendukung, mengembangkan, dan memperkenalkan alat tangkap pole and line dan handline pada perikanan tuna di seluruh dunia, dan berperan penting dalam membantu Maldives mendapatkan sertifikasi MSC, AP2HI dan IPNLF bekerjasama membuat program perbaikan perikanan yang berfokus pada peningkatan efisiensi dalam perikanan.
“Kami berharap perikanan pole and line dan handline dapat mengembangkan merek dan produk tuna yang besar, berkualitas tinggi, berkelanjutan dan memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan yang juga mampu menyediakan sumber mata pencaharian. Melalui ini, Indonesia dapat meningkatkan posisi dan daya saing dalam pasar global, dan sektor pole and line dapat memberikan kontribusi penting untuk pertumbuhan Indonesia. “Kata Andrew Harvey, Country Director dari IPNLF.
Tentunya dalam mendapatkan sertifikasi MSC bukanlah hal yang mudah dan perlu kerjasama dan komitmen yang kuat baik pemerintah, asosiasi perikanan, serta LSM baik di dalam dan di luar negeri yang memiliki pandangan yang sama terhadap usaha perikanan yang ramah lingkungan.
Andrew menambahkan, “Dua tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah luas wilayah dan pengalaman. Pada masalah ukuran, Indonesia adalah negara besar dengan wilayah laut yang luas, dan membuat komunikasi dan koordinasi sulit. Sementara itu, minimnya contoh dan pengalaman perikanan bersertifikat MSC yang ada di seluruh Asia Tenggara. Meskipun demikian, IPNLF bersedia membantu para pemangku kepentingan dalam perikanan Indonesia untuk mengevaluasi strategi, berbagi pelajaran dan pengalaman dari negara-negara lain untuk meningkatkan perikanan Indonesia.”
Dalam meraih sertifikasi MSC, AP2HI telah berupaya melakukan beberapa program, yang diantaranya dimulai dengan menyelesaikan program perbaikan perikanan (FIP), ProActive Vessel Registration (PVR), Train of Trainer (TOT), sumber alternatif umpan. Dalam FIP nasional yang difasilitasi oleh WWF, MDPI dan IPNLF, diketahui bahwa ration perbandingan umpan kita masih rendah dan masi h perlu diperbaiki agar setidaknya mampu setara dengan Maldives.
Langkah kedepannya, AP2HI akan mempererat kerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam mendapatkan bantuan teknis khususnya pada perikanan pancing dan menjadi mitra pemerintah dalam penyaluran bantuan agar tepat sasaran. Selain itu, AP2HI juga akan meningkatkan kerjasama dengan member yang peduli terhadap lingkungan dan memahami arti pentingnya pengelolaan perikanan tuna yang berkelanjutan dan melanjutkan promosi dan publikasi, salah satunya melalui seminar dan pelatihan bekerjasama dengan IPNLF.
Oleh : Kirana Agustina