AP2HI Kembangkan SDM Kelautan dan Perikanan

Desember 31, 2015

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dalam bidang kelautan dan perikanan.  Hal tersebut, tertera dalam pasal 57 UU No 31 Tahun 2004 yang disempurnakan menjadi UU No 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan cara untuk memperkuat sumber daya manusia khususnya nelayan, sehingga menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan sektor pembangunan kelautan dan perikanan.

AP2HI saat ini telah melaksanakan kegiatan pelatihan bagi 303 nelayan pole & line dan handline, yang menjadi mitra binaan perusahaan anggota AP2HI sejak tanggal 25 November hingga 2 Desember 2015 di Bitung, Bacan dan Ambon.  Kegiatan pelatihan ini rencananya akan dilanjutkan lagi pada Bulan Januari di Sorong dan Larantuka.

Peserta pelatihan ini di Bitung antaranya adalah nelayan supplier dari PT. Chen Woo Fishery dan nelayan dari PT. Bintang Mandiri Bersaudara.  Untuk peserta dari Bacan adalah nelayan supplier dari PT. Nutrindo Fresfood International, sedangkan untuk peserta dari Ambon adalah nelayan dari PT. Aneka Sumber Tata Bahari.  Selain itu AP2HI juga bekerja sama dengan DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Kota Bitung dan PPS (Pelabuhan Perikanan Samudra) Kota bitung melatih sejumlah nelayan pole & line dan handline yang berdomisili di Bitung.

Melalui pelatihan ini nelayan diberikan tambahan informasi terkait teknik penanganan ikan di atas kapal yang lebih baik untuk menjamin kualitas dan tips efisiensi penggunaan umpan.  Nelayan juga diminta untuk mempraktekkan kode etik nelayan yang ramah lingkungan yaitu  tidak memotong sirip hiu di  kapal dan membuang hiunya, dan nelayan diharapkan memiliki kesadaran untuk melepas hewan-hewan yang dilindungi dan terancam punah yang tertangkap.  Lebih dari itu, nelayan juga diajarkan untuk mengisi data hasil tangkapan sebagai upaya pelaporan hasil tangkapan secara transparan.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan nelayan sehingga dapat bersaing di pasar dunia dari segi kualitas penanganan ikan dan juga agar nelayan dapat mempraktekkan penangkapan ikan yang ramah lingkungan (sustainable fishery), sehingga nantinya akan dapat mengarah ke standar eco-label, yang telah berkembang di dunia.

Alat tangkap pole & line dan handline dapat dikategorikan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, yang umumnya digunakan di Indonesia untuk menangkap ikan cakalang dan tuna.  Indonesia termasuk negara yang kaya akan potensi tuna, sehingga industri perikanan tuna Indonesia yang dikelola dengan baik dan berkelanjutan dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional maupun di pasar global.

Share it!