Perlunya Persetujuan yang Lebih Positif untuk Perikanan Tuna di daerah Western and Central Pacific Ocean (WCPO)
Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia telah dikenal mempunyai hubungan erat dengan perikanan tuna. Ikan tuna merupakan makanan yang umum di banyak daerah, dan merupakan salah satu penyumbang terbesar hasil produksi perikanan Indonesia. Tersedianya industri perikanan yang bervariasi, dan export market yang bagus, tidak heran Indonesia mempunyai peran yang sangat penting di market produksi tuna secara global.
AP2HI telah berkunjung ke Bali pada awal bulan Desember untuk menghadiri pertemuan Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) untuk dapat mempelajari lebih lanjut mengenai isu-isu internasional stok tuna dimana Indonesia sangat bergantung. Pertemuan tahunan ini mengumpulkan dan menyatukan para peneliti dari WCPFC untuk membicarakan dan memberikan informasi terbaru mengenai isu-isu ilmu perikanan yang nantinya dapat membantu para pengambil keputusan untuk menetapkan peraturan baru.
Setelah delapan hari melakukan pelaporan dan diskusi, para pengambil keputusan telah menyetujui beberapa usulan rekomendasi yang telah dipaparkan. Rekomendasi-rekomendasi sendiri dibuat dari hasil informasi pengetahuan yang terpecaya, dan seharusnya menjadi kunci utama dalam pembuatan kebijakan mengenai manajemen perikanan di perairan Western and Central Pacific Ocean (WCPO).
Rekomendasi terbaru yang telah disepakati akan mempengaruhi perikanan tuna Indonesia. Salah satu rekomendasi tersebut adalah mengenai Target Reference Point (TRP) untuk ikan cakalang (skipjack tuna) di daerah perairan WCPO (dimana limit reference point sudah diadopsi sebelumnya oleh Komisi). Pada akhirnya, komisi telah mengadopsi suatu langkah konservasi dengan rencana kerja selama dua tahun yang berhubungan dengan pengembangan Harvest Strategies (HS) untuk ikan cakalang (skipjack tuna), matabesar, sirip kuning, South Pacific Albaore, Pacific Bluefin dan Northern Pacific Albacore. Walaupun beberapa jenis spesies ikan tuna tidak termasuk overfished, akan tetapi rekomendasi ini akan mmepunyai peran penting untuk dapat mengontrol stok spesies tuna kedepannya yang nantinya dapat menguntungkan komunitas pesisir.
Secara keseluruhan, AP2HI memahami tantangan yang dihadapi oleh pengelola perikanan di daerah perairan Western and Central Pacific Ocean (WCPO). Oleh karena itu, kedepannya asosiasi akan tetap bekerja dengan para stakeholders untuk dapat mendukung adopsi perbaikan manajemen perikanan di komisi berikutnya. Dari hasil diskusi di Bali, dapat dinyatakan bahwa cakalang (skipjack tuna) tidak dianggap overfished dan kedepannya diharapkan asosiasi dapat lebih memberi dorongan untuk persetujuan rekomendasi lainnya yang belum disetujui di pertemuan tahun ini, dimana pada akhirnya dapat berdampak positif untuk komunitas pesisir dari anggota-anggota WCPFC.