Acara 2nd Bali Tuna Conference dan 5th International Coastal Tuna Business Forum

Juni 7, 2016
  • openingbapak

  • wakilbali

  • openingjohnburton

  • toni ruchimat

  • dst_4124

  • 92a773ac-f539-4755-b7d6-b3520452bdad

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6





Pada Tanggal 19-20 Mei 2016 lalu, telah dilaksanakan sebuah event besar yaitu 2nd BTC (Bali Tuna Conference) dan 5th ICTBF (International Coastal Tuna Business Forum) di Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali.  Dihadiri oleh sekitar 200 peserta, acara ini dibuka oleh Direktur PSDI-DJPT Toni Ruchimat, Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta , Chair dari IPNLF (International Pole and Line Foundation ) John Burton dan Dirjen DJPT Narmoko Prasmadji. Menko Maritim, Rizal Ramli juga berkesempatan memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara 5th ICTBF di Tanggal 19 Mei 2016.

Acara 2nd BTC dan 5th ICTBF ini merupakan kerja keras dari DJPT-KKP, dengan dukungan juga dari IPNLF.  AP2HI turut serta di dalam kedua event besar ini, dan juga menjadi salah satu panitia terutama di acara 5th ICTBF.  Acara 5th ICTBF ini diselenggarakan oleh kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan dukungan dari IPNLF dan AP2HI.  Selain dari konferensi dan forum, acara ini juga diramaikan oleh pameran dari beberapa organisasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.  Tema pameran adalah “Teknologi dalam ketertelusuran”, yang diikuti oleh organisasi-organisasi yang telah mulai mengembangkan teknologi untuk membantu sistem ketertelusuran, yaitu Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), Provenance Ltd., Dgital Globe and Excat Earth, dan USAID Oceans.  Selain itu AP2HI sebagai asosiasi yang juga concern terhadap keterlusuran, turut serta di acara pameran.

Acara 2nd BTC dan 5th ICTBF ini berjalan sukses dan menghasilkan kesepakatan bahwa semua pihak yang bergerak di perikanan tuna, baik itu industri, pemerintah, akademis maupun LSM, akan mendukung pencapaian pengelolaan dan praktek perikanan tuna yang berkelanjutan, melalui penyusunan sistem ketertelusuran yang sesuai standar.  Melalui acara ini dihasilkan pula rencana aksi untuk perikanan tuna pole & line dan handline, dan berdasarkan acara ini diperoleh informasi bahwa pasar dunia, khususnya Eropa dan Amerika Serikat, sudah menginginkan produk tuna dari Indonesia yang lebih ramah lingkungan, yang ditangkap melalui pole & line dan handline serta memiliki ketertelusuran yang baik. 

Peserta yang hadir berasal dari berbagai kategori, termasuk kalangan pemerintah, LSM (WWF Indonesia, MDPI, dll.), asosiasi perikanan (AP2HI, ASTUIN, APIKI, dll.), private sectors (perusahaan-perusahaan dalam dan luar negeri), akademis (perwakilan universitas) dan lembaga internasional (UNIDO, USAID Indonesia, USAID Oceans, USAID SEA, dll.). 

Pada acara 2nd BTC Tanggal 19 Mei, pokok bahasan adalah tentang “Sustaining Tuna Fisheries from the Upstream Resource” yang dipimpin oleh Bapak Dr. Luky Adrianto  Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan pada sesi kedua pokok pembahasan adalah tentang “Implementing Policy and Regulation to Meet Regional and International Market Requirement“ yang dipimpin oleh Abdul Ghofar, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Universitas Diponegoro.

Pada ICTBF, pembahasan sesi pertama berfokus pada pentingnya acara tahunan ini dan permintaan global untuk perikanan tuna secara berkelanjutan, diikuti oleh gambaran dari perikanan tuna pole and line dan handline dan perbandingannya dengan penangkapan tuna secara keseluruhan yang presentasikan oleh Wudianto (KKP). Diskusi di sesi kedua difokuskan pada kemajuan pengembangan Harvest Strategy di Perairan Archepelagic Indonesia yang dipresentasikan oleh Campbell Davies (CSIRO), sertifikasi MSC- update pasar dan perkembangan terakhir dalam standar sertifikasi oleh Adrian Guttridge (Marine Stewardship Council), program sceara keseluruhan dan memenuhi persyaratan FIP-  pencapaian dalam 12 bulan mendatang yang dipresentasikan oleh Agus Budiman (AP2HI), dan garis besar langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memenuhi MSC dan critical milestones oleh Andrew Harvey (IPNLF).

Lain dari itu, topik menarik lainnya juga dibawakan oleh John Burton (IPNLF) dengan “Global market place update for pole-and-line and hand-line tuna demand and future predictions – Overview supply/demand (Indonesia’s opportunity)”; Timothy Moore (USAID/Oceans) dengan “Especially new US import requirements on traceability and seafood fraud” dan Aditya Surono (MDPI) dengan Indonesian coastal tuna fisheries positioned to meet US requirements  dan ditutup dengan diskusi.

Ditulis oleh: Mila

Share it!