AP2HI Mensosialisasikan Kemajuan Programnya dalam Lokakarya the South and South-East Asia Regional Fishery Improvement Project (FIP)
Lokakarya the South and South-east Asia Regional Fishery Improvement Project (FIP) diselenggarakan di Bali pada Tanggal 2-3 Agustus 2016, dengan dukungan dari sejumlah LSM dan lembaga donor (the David and Lucille Packard Foundation, Walton Family Foundation, ISSF, MDPI, SFP, Scalling Blue, IPNLF, WWF dan CTC). Lokakarya ini dihadiri oleh sekitar 60 peserta yang berasal dari LSM, perwakilan pemerintah, peneliti dan juga pelaku usaha, yang memiliki perhatian terhadap besar pada FIP (Fishery Improvement Project). Lokakarya ini bertujuan agar setiap pihak yang melaksanakan FIP, terutama di wilayah South and South-east Asia, dapat saling berbagi mengenai kesuksesan dan tantangan yang dihadapi, serta agar dapat membangun network.
Dalam lokakarya ini, selain Indonesia, peserta juga datang dari Vietnam, Filipina, Thailand dan India. Mereka terdiri dari pemerintah, LSM dan pelaku usaha, dimana mereka menjelaskan kemajuan pelaksanaan FIP di tempat masing-masing. Pada sesi awal ada narasumber yang memberikan presentasi tentang tipe-tipe FIP dilihat dari tujuan dan metode pelaksanaannya (Basic FIP Bottom-up, Basic FIP Top-down, Comprehensive FIP Bottom-up and Comprehensive FIP Top-down) dan menjelaskan tentang struktur FIP (Type of fishery, type of fishers, type of traders, type of processors, type of buyers and type of retailers). Peserta dari Filipina, Thailand, Vietnam dan India diberi kesempatan untuk mempresentasikan perkembangan FIP mereka.
Pada kesempatan ini AP2HI juga menyatakan di forum bahwa selama ini pelaksana FIP didominasi oleh kalangan LSM, namun di era sekarang ini industri seperti halnya AP2HI dan APRI (Asosiasi Pengusaha Rajungan Indonesia) juga berinovasi dan mengambil peran untuk melaksanakan Program FIP. Bentuk pelaksanaan FIP yang dilakukan AP2HI ialah mendaftarkan kapal-kapal anggota, mengajak industri untuk melaporkan data hasil tangkapan dan produksi, mengadakan pelatihan ke nelayan, bekerja sama dengan pemerintah untuk menempatkan onboard observer di atas kapal anggota, terlibat aktif di dalam komite pelaksana FIP. Dengan upayanya itu, maka saat ini AP2HI telah berhasil mendapatkan kepercayaan dan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak (pemerintah, LSM, buyer dan lain-lain).
Sesi diskusi banyak dilakukan pada forum ini, yaitu mendiskusikan apa saja permasalahan inti pada industri, pemerintah dan LSM terkait pelaksanaan FIP dan bagaimana agar FIP menjadi mainstreaming di negara masing-masing. Diskusi lainnya terkait tiga topik pilihan yaitu: (i) bagaimana membangun insentif agar pelaku usaha dan nelayan memiliki komitmen dalam FIP; (ii) meletakkan FIP di dalam konteks pengelolaan perikanan yang lebih luas dan (iii) mengukur efektivitas dari FIP.
Tak kalah penting, pada forum ini dibahas juga bagaimana agar ke depannya, para peserta terus dapat berkomunikasi. Direkomendasikan untuk membentuk wadah komunikasi seperti Facebook Group dan pertemuan-pertemuan webinar. Jesse Marsh dari Scalling Blue mempresentasikan ide adanya sebuah wadah untuk menjadi pusat informasi perkembangan implementasi FIP yang terpusat pada www.fisheryprogress.org. Setiap pelaksana FIP dapat mendaftar dan memasukan informasi capaiannya sehingga setiap kemajuan dari pelaksanaan FIP dapat ditelusuri dan dibagikan.