Delapan Perikanan Tuna one-by-one Indonesia Memulai Sertifikasi MSC
Kemajuan perikanan-perikanan tersebut untuk mendapatkan sertifikasi Marine Stewardship Council adalah wujud nyata dari kemampuan perikanan-perikanan skala kecil untuk mendukung komunitas lokal mereka dan untuk bersaing di pasar global.
[18 DESEMBER 2019 / LONDON, UK] International Pole & Line Foundation (IPNLF), satu-satunya asosiasi nirlaba yang semata-mata berkomitmen untuk mempromosikan perikanan tuna one-by-one dan rantai pasok yang bertanggung jawab, menerima konfirmasi bahwa delapan perikanan tuna pole-and-line and handline Indonesia akan memasuki proses sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC). Bekerja dalam kolaborasi yang erat dengan mitra lokal mereka, Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI), IPNLF mengapresiasi upaya kolaboratif yang sangat fokus dari berbagai pemangku kepentingan yang telah memungkinkan perikanan ini mencapai tonggak penting ini.
Kedelapan perikanan yang terlibat dalam proses tersebut tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, dari Sulawesi Utara dan Maluku Utara, Laut Banda, dan Flores Timur dan Flores Barat di selatan. Perikanan tersebut terdiri dari operasi skala kecil yang sangat selektif dalam memanen tuna dengan dampak yang sangat rendah pada lingkungan dan spesies laut lainnya. Di Indonesia, sektor tuna one-by-one seringkali merupakan bisnis keluarga atau komunitas dan merupakan kontributor utama terhadap ekonomi lokal dan ketahanan pangan. Selama bertahun-tahun, IPNLF telah membantu melestarikan warisan ekonomi dan budaya yang penting ini dengan mendukung inisiatif pengembangan kapasitas lokal.
Mengomentari pengumuman tersebut, Trian Yunanda, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKP), mengatakan, “IPNLF dan AP2HI telah bekerja sama dengan KKP dalam memperbaiki pengumpulan data dan program pemantauan perikanan, yang mengarah ke pengelolaan perikanan yang lebih efektif. Kita semua perlu mengenali peran penting perikanan berkelanjutan, yang berkontribusi pada perbaikan lingkungan, sosial dan ekonomi, yang dapat berefek positif pada mata pencaharian nelayan kita, dan kelangsungan hidup bisnis kita. Tindakan-tindakan ini menghasilkan lautan yang lebih sehat bagi kita dan bagi generasi mendatang. ”
Jeremy Crawford, Direktur IPNLF untuk Asia Tenggara, memuji upaya keras para anggota AP2HI dan pemangku kepentingan lainnya dan dukungan vital yang diberikan oleh Kementerian dalam memajukan delapan perikanan tersebut menuju asesmen penuh. “Kami senang menjadi bagian dari proses penting ini dalam membangun nilai dalam rantai pasokan tuna lokal one-by-one. Bersama dengan mitra lokal kami dan dengan dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, IPNLF telah mampu mewujudkan peningkatan operasional dan sosial yang signifikan.”
Program perbaikan ini mencakup pengumpulan dan pemantauan data dan dilakukan oleh pengamat lokal yang memantau dan mengumpulkan informasi penting di laut maupun di lokasi pendaratan. Di laut, informasi tentang kapal dan kru dikumpulkan, bersama dengan data terkait tingkat tangkapan sampingan, komposisi umpan, dan tingkat konsumsi. Di darat, para enumerator mencatat informasi tangkapan-per-tangkapan pada volume spesies tuna yang berbeda yang didaratkan, tingkat tangkapan sampingan dan informasi operasional seperti durasi perjalanan, jumlah kru di atas kapal dan karakteristik kapal. Perbaikan data ini dapat mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, yang pada akhirnya mengarah pada pengelolaan perikanan yang lebih efektif.
“Mengarahkan delapan perikanan ini ke titik krusial ini membutuhkan upaya kolektif yang besar dan saya sangat bangga dimana semua pihak yang terlibat terus bersatu dalam membangun perikanan dan laut yang lebih sehat – sekarang dan untuk generasi mendatang. Harapan kami adalah bahwa perikanan ini akan segera dapat memasok tuna one-by-one yang berkelanjutan kepada konsumen,”kata Yanti Djuari, Ketua AP2HI.
Standar Perikanan MSC menggunakan tiga prinsip utama dalam menilai perikanan, yaitu: stok ikan berkelanjutan, meminimalkan dampak lingkungan sehingga spesies dan habitat lain dalam ekosistem tetap sehat, dan pengelolaan perikanan yang efektif. Selain perbaikan operasional, perikanan Indonesia juga menerapkan perbaikan sosial yang nyata, seperti kode etik dan standar tenaga kerja yang diterima secara internasional.
SAI Global telah ditunjuk sebagai Conformity Assessment Body (CAB) dan pengumuman resmi terkait asesmen ini, yang mencakup rilis Announcement Comment Draft Report (ACDR), yang diharapkan terlaksana pada awal Januari 2020 ketika kantor MSC dibuka kembali setelah libur Natal. Para pihak yang kepentingan kemudian akan memiliki waktu selama 60 hari untuk meninjau skor yang ditunjukkan dalam ACDR dimana tanggal kunjungan lapangan akan diumumkan.
Permintaan tuna yang ditangkap secara berkelanjutan yang mencakup manfaat sosial dan ekonomi terus meningkat. Pasar internasional telah menyatakan minat komersialnya pada tuna yang diproduksi oleh perikanan ini dan siap untuk membeli dari perikanan ini. Pada bulan Juni 2018, perjanjian bersama khusus ditandatangani antara MMAF, IPNLF, dan 14 pembeli, merek, dan pengecer dengan komitmen yang dibuat oleh rantai pasokan ini untuk secara khusus memasok dari tuna one-by-one bersertifikasi MSC dari perikanan tuna Indonesia, bukan memasok dari tuna non-sertifikasi, begitu produk tersertifikasi tersebut tersedia.
“Janji-janji seperti ini, memberikan validasi lebih lanjut tentang peran penting yang dimainkan oleh perikanan yang menempatkan tiga pilar keberlanjutan – manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi – sebagai dasar dari operasi mereka. Penerapan tiga pilar ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa komunitas-komunitas rentan tersebut dapat terus menjaga tingkat ketahanan pangan dan kesejahteraan ekonomi dalam jangka panjang,”kata Jeremy Crawford, Direktur IPNLF Asia Tenggara.
ABOUT IPNLF
The International Pole & Line Foundation (IPNLF) works to develop, support and promote socially and environmentally responsible pole-and-line, handline and troll tuna fisheries around the world. IPNLF’s ambition is to contribute to thriving coastal fisheries, including the people, communities, businesses and seas connected with them. As a hub for sustainably-minded organisations, we use the influence of the market to forge change through practical fishery projects and stakeholder cooperation. IPNLF membership is open to organisations involved in the one-by-one caught tuna supply chain. Allied with our Members, IPNLF demonstrates the value of one-by-one caught tuna to consumers, policymakers and throughout the supply chain. We work across science, policy and the seafood sector, using an evidence-based, solutions-focused approach with guidance from our Scientific & Technical Advisory Committee and Board of Trustees.
IPNLF was officially registered in the United Kingdom in 2012 (Charity 1145586), with branch offices in London, the Maldives, Indonesia and South Africa, and a staff presence in France, Germany, Netherlands, North America and St Helena.
ABOUT AP2HI
The Indonesian Pole & Line and Handline Fisheries Association (AP2HI) is founded on the needs of the pole & line and handline industry players to unite their aspiration in a legal organization and to promote and support the sustainability of tuna fisheries in Indonesia and contribute to innovating the industry and achieve MSC certification through a fisheries improvement program.
AP2HI has more than 35 active members including fishermen, fishing companies and processing industry. They all commit to the organization’s code of conduct to implement sustainable fishing practices. The services of AP2HI span the entire fisheries improvement program and include training, tracking and tracing, data collection, observer programs, vessel registration, port sampling, bait cultivation, liaison with government and branding and promotion.
AP2HI is the owner and manager of the Indonesian tuna branding initiative.
MEDIA CONTACTS (IPNLF)
Debbie Wirtjes-Lewis
Email: debbie.wirtjes-lewis@ipnlf.org
Tel: +31 (0) 65 209 3069
MEDIA CONTACTS (AP2HI)
Contact person:
Mrs. Janti Djuari
Gedung Griya Upakara Lantai 3C
Jalan Cikini IV No. 10, Menteng, 10330, Jakarta Pusat, Indonesia
Email: info@ap2hi.org
Phone: +62 21 – 21236469
www.indonesiantuna.com (branding website)
www.ap2hi.org (association website)